9 Keterbatasan Praktis Prinsip Akuntansi

9 Keterbatasan Praktis Prinsip Akuntansi


Terlepas dari manfaat pembukuan atau akuntansi yang luar biasa, ada batasan pembukuan yang harus diketahui oleh setiap pengusaha, para akuntan, dan mahasiswa.


Di era modern ini pentingnya dan kebutuhan Akuntansi sangat dirasakan dalam semua bidang masyarakat


Pembukuan secara efektif telah mencapai penerimaan luas dalam masyarakat sebagai bagian ilmu terapan yang kritis. Terlepas dari manfaatnya yang besar, seseorang harus memiliki gagasan yang masuk akal tentang pembatasannya.


9 batasan pembukuan atau akuntansi adalah;

1. Merekam hal-hal keuangan saja.

2. Nilai waktu dari uang.

3. Saran tahapan alternatif

4. Pengendalian standar pembukuan.

5. Rekaman kejadian sebelumnya.

6. Pemetaan masalah.

7. Menjamin kerahasiaan

8. Kecenderungan banyak rahasia.

9. Keutamaan struktur daripada substansi.


Pembatasan ini diungkapkan di bawah ini;

1. Merekam hal-hal yang berhubungan dengan uang saja


Menurut prinsip akuntansi, hanya kejadian yang dapat diukur dalam bentuk uang yang dicatat dalam pembukuan. Namun, peristiwa penting, jika tidak dapat diukur dengan uang, tidak dicatat.

Akibatnya, data pembukuan yang tercatat tidak dapat menunjukkan situasi keuangan yang akurat dari suatu urusan bisnis.


2. Nilai Waktu dari Uang


Di bawah sistem atau kerangka pembukuan, nilai uang ditangani terus-menerus.


Bagaimanapun, nilai uang selalu berubah karena inflasi. Di bawah kerangka pembukuan yang ada, akun terus memelihara biaya historis tanpa memperhitungkan nilai perubahan saat ini.


Akibatnya, akun yang dikelola tidak dapat menunjukkan situasi keuangan yang akurat dari suatu urusan bisnis.


3. Saran tahapan alternatif


Ada tahapan alternatif dalam menilai penyusutan aktiva, penilaian saham dan sebagainya.


Data tentang pelaksanaan bisnis dikomunikasikan dengan cara yang menyesatkan jika tahapan alternatif digunakan untuk agenda tertentu.


4. Pengendalian Prinsip Akuntansi


Data pembukuan yang ditampilkan umumnya tidak dapat menunjukkan citra yang valid dan wajar dari suatu bisnis karena keterbatasan prinsip pembukuan yang dipakai.


Contohnya, aktiva tetap ditampilkan setelah dikurangi penyusutan. Karena kondisi inflasi, nilai aktiva tetap yang ditampilkan dalam catatan tidak sesuai dengan posisi aslinya.

5. Merekam kejadian sebelumnya


Pembukuan kejadian sebelumnya dicatat dan dapat diketahui. Bagaimanapun, secara nyata, tidak ada suatu pencatatan untuk kejadian yang mungkin terjadi di kemudian hari.

6. Pemetaan masalah.


Proses alokasi merupakan isu penting dalam kerangka pembukuan. Nilai aktiva tetap habis, membebankan penyusutan untuk periode yang alokasikan.


umur ekonomis dari aktiva tetap dihitung secara perkiraan atau hipotesis, dalam banyak kasus perkiraan tersebut tidak akurat.


7. Menjamin kerahasiaan


kerahasiaan tidak dapat dijamin untuk pekerjaan yang melibatkan banyak orang termasuk dalam pembukuan, meskipun menjamin kerahasiaan itu penting sekali.


8. Kecenderungan untuk menyimpan rahasia


Seringkali para eksekutif membuat sebuah rahasia dengan sengaja dengan meningkatkan atau mengurangi aktiva dan kewajiban sehingga tidak mencerminkan citra keuangan penuh dari sebuah perusahaan.


9. Keutamaan struktur daripada substansi.


Pada saat menyiapkan catatan untuk periode tertentu, penekanan diletakkan pada struktur, tabel, dan sebagainya daripada mementingkan gambaran informasi substansial.


Menurut UU Perusahaan, penyusunan laporan akuntansi dalam struktur yang direkomendasikan adalah wajib.


Terlepas dari kenyataan bahwa ada beberapa batasan dalam sistem akuntansi saat ini. Di dunia saat ini, akuntansi umumnya telah diakui sebagai sebuah profesi.


Upaya terus dilakukan di seluruh dunia untuk menangani keterbatasan ini. Kegiatan transaksi bisnis dalam masyarakat umum mana pun tanpa akuntansi tidak mungkin dan tidak sah menurut hukum.

LihatTutupKomentar